Laman

Meet and Greet



Glitter Text Generator - http://www.sparklee.com

Minggu, 23 Oktober 2011

Cinta Alam


Langit biru, Awan putih
Suhu kalbu, telah menjadi
Angin melayang menepis bumi
Ku duduk di beranda pelangi
Raut muka termengi-mengi

Ku pandangi goyahnya rembulan pagi
Hingga memuncak ke jari-jari
Aduhai, betapa eloknya alam semesta ini
Telah ku petik warna dari hidupmu
Sejuta senyum hanya ku berikan untukmu
Tidak ada seorang pun yang akan merebutmu dariku
Walaulun dunia ini telah terpaku-paku

Dunia telah senja
Ku penjamkan hati merah ku
Ku ikatkan hanya dalam nadiku
Rinduku, hanya untukmu
Karena sangat berartinya kau bagi hidupku

#Gw nulis puisi tentang alam karena gw cinta banget sama alam, karena tanpa mereka kita tidak bisa bernafas, kita pun pasti akhir-akhirnya memuji mereka kearena keindahanya *peace

Sumbing Di hatiku

       Siang itu cuaca di daerah temanggung tidak lagi berpihak kepada kami. Langit biru hampir mulai menutup mata. Orang-orang bersandar pada tempat duduknya masing-masing, sedangkan aku hanya seperti cacing kepanasan. Memotret orang tidur. Dan rencana mau dimasukkan album akhir tahun nanti.
         “Teenn..!” klakson berbunyi dengan kasar. Hampir dari kita semua terbangun karenanya. Walaupun ada yang tidurnya tidak dapat diganggu gugat. Lalu, semuanya kembali tidur, dan aku menggeleng-nggelengkan kepalaku mendengar lagu just dance by lady gaga dari Mp3ku.
        Sepi, hening, dan suara kepakan kupu-kupu menarik perhatianku. Ku duduk kesepian dalam bus ini. Terlihat dua temanku Nur dan Bilal ke asyikan sendiri bermain kaca bus di bagian belakang. Permainan tersebut di nikmati mereka berdua seperti menaiki tornado lima menit lamanya. Tiba-tiba..!
       “Krueengg..!!” suara kejutan di dengar oleh telinga semua orang. Ternyata kaca yang di belakang telah pecah karena mereka berdua. Bahkan suara serpihan kaca tersebut telah mengalahkan suara volume dari Mp3ku. terlihat sang supir dengan mimic muka yang begitu jahannam.
  “Wah, dek. Bagaimana tuh kaca busnya.?” Seru Bapak knek simpati kepada mereka berdua.
        Guru-guru pun tidak peduli yang dilakukan mereka. Karena itu sangat memalukan. Apalagi untuk anak SMA.
  “Aduh, gimana Nur? Itukan salahmu.” Bisik Bilal dengan pedas.
  “Matamu. Itu salahmu juga. Hmm.. pak harga kacanya berapa ya.?” Jawab Nur dengan pasrah.
  “Yang pecah dua kaca, sedangkan  1 kaca adalah Rp.75.000.” seru Bapak knek.
  “Yaudah, nanti waktu pulang kita ganti.” Jawab Nur dan Bilal dengan gaya bertanggung jawab.”
       Hari sudah mulai redup. Akhirnya kita sampai di Desa Sumbing. Desa yang dingin. dapat membuat peredaran darahmu mengalir lebih cepat.
      Terlihat jam 21.30 malam. Symphony serangga malam mulai terdengar merdu. Semuanya berada di barisanya masing-masing. Awalan hiking ini sudah membuatku agak letih. Tapi, anak-anak terus mendaki dengan powernya masing-masing.
      ¼ jalur hiking tersebut semakin berbahaya. Dengan di tambahnya bebatuan licin, lumpur hidup, dan suara hauman harimau. “Huh, gila kali nih jalur.” Salah langkah sedikit saja. Bisa mendatangkan malaikat pencabut nyawa datang. Di setiap langka yang ku injakkan pada tanah yang kejam ini. Membuatku merasa tidak nyaman.
        Ku dengar hutan memanggilku. Sangat dalam. Hingga masuk kebenakku. Dia ingin membuatku aku ikut padanya. Tapi kuterus bertahan atas ajakanya itu. Pikiranku mulai melayang. Aku tak dapat bertahan lagi. Sehingga ku mengambil beberapa menit untuk beristirahat bersama pemandu dan teman-teman di belakang lainya. Pikiranku masih buyar. Terasa seperti menari dalam kegelapan. Dan hanyut kedalam kehidupanya.
  “Kamu tidak apa-apa kan.” Saut dari Pemandu.
  “Agak pusing pak.” Jawabku dengan lidah membeku.
  “Yaudah, kita istirahat sebentar.”
  “Iya, pak.” Jawabku sambil minum sebotol air mineral.
       Aku merasa lemah, dingin, dan tidak berdaya. Ku hanya bisa menyulitkan yang lain. Hanya bisa membuat mereka menunggu. Lalu, dengan kepercayaan diriku. Ku bangun dari sofa keras itu dan mulai berdiri tegap. Mulai melanjutkan perjalanan, dan menaklukan gunung ini.
       Gula jawa ini memberikanku kesempatan kedua. Dan menaikkan staminaku 50 persen dari sebelumnya. Selama satu jam kedepan. Aku telah mengemut makanan pokok itu berkali-kali. “Wow!?” terlihat hitam sekali di seberang sana. Terlihat horror. Ku jauhkan pandanganku dari latar tersebut. Dan mulai focus pada jalur selanjutnya.
       Sampailah di pos 3. Pos yang tahap keseriusanya sangat menantang. Dan menghabiskan banyak tenaga untuk melewatinya. Lalu, sekarang waktunya take a break, dan menikmati rasi bintang yang semuanya terlihat rata. Jauh dari keramaian. Tiba-tiba salah satu dari kami ada yang teriak dengan spontan. Ternyata dia melihat makam pendaki yang telah gugur dalam rintangan di gunung sumbing tersebut. Dari pos ke pos masing-masing punya ciri khasnya sendiri-sendiri.
       Dalam kurun waktu yang mulai menipis. Kita semua kembali mendaki, dan sampai di puncak. Genre medan pertempuran sekarang sangatlah berbeda. Kita harus melempati bebatuan yang sudah terlihat tua. Bahkan di samping itu ada jurang. Jadi kita melewatinya dengan memakai tali tambang. Jika saja, tali tersebut putus. Semua perjalanan ini akan berakhir di sini saja. Rute ini menyulitkan hampir dari kita semua. Jadi tiap orang harus benar-benar sungguh ingin melewati rute tersebut.
       Tidak banyak dari kita yang mampu melalui rute tersebut. Jadi 10 orang dari sekitar 40 orang akan mendaki duluan dan melewati rute-rute selanjutnya, sedangkan untuk yang lainya menyusul di belakang kita. jadi 10 orang itu memang harus kuat menghadapi itu semua.
       Disebut apakah dia? Dia di sebut pasir setan yang dapat membawa orang terjerumus dalam jurang-jurang yang rapuh. itulah yang dikatakan pemandu ke kita.
       Di ketinggian 2.055m. Dan penuh dengan ranjau di lokasi tersebut. Jadi, kitapun terpisah ke segalah arah. Dan menjadi 2 orang. Aku melalui ini dengan kakak kelasku, Ridho. Kitapun saling membantu saat salah mengambil jalan. Karena untuk menuju ke surga sebentar lagi. Longsor demi lonsor kita lalui dan di ujung jalan, aku terjatuh. Walaupun jaraknya tidak terlalu jauh. Tapi, itu sungguh menyakitkan.
      Dengan keyakinan, usaha, dan percaya diri. Itu semua membuahkan hasil. Kita sampai di ketinggian 2.250, walaupun ada yang sudah sampai di atas “jurang hitam.” Teman-teman yang lain juga ikut menyusul walaupun telat. Tapi itulah intinya yaitu “kebersamaan” tanpa kebersamaan kita tidak dapat menaruh nama SMA BIAS di gunung tersebut.



                                                                           *****

@gw tunjukin foto hasil temen gw..hehe :D


#Alhamdulillah, ni karya keterima di kaca..! but next..!!?
Read more: Cara Membuat Navigasi Page Number Di Blogspot ~ Belajar Nge-Blog http://kumpulan-tutorial86.blogspot.com/2011/06/cara-membuat-navigasi-page-number-di.html#ixzz1ppz6mC2Y Under Creative Commons License: Attribution